Minggu, 13 Desember 2020

Aksi Nyata -Nilai dan Peran Guru Penggerak.

 

Modul 1.2.b.11. Aksi Nyata -Nilai dan Peran Guru Penggerak.

OLEH : SUHARIANTO

 

Judul Modul          :  Upaya Mewujudkan Nilai Kemandirian Belajar pada diri siswa dengan     memberikan tugas-tugas terbimbing dan melakukan Home Visit

 

Fasilitator Ibu Yetty Fatri Dewi    

Pendampng H.AISYAH HASIBUAN

LATAR BELAKANG

Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dengan siswa, dengan harapan siswa mendapatkan hasil belajar yang baik. Dalam proses pembelajaran setiap peserta didik selalu diarahkan agar menjadi siswa yang mandiri, dan untuk menjadi mandiri seseorang individu harus belajar, sehingga dapat dicapai suatu kemandirian belajar. Dalam perkembangannya kemandirian muncul sebagai hasil proses belajar dan pengalaman. Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri, yaitu suatu keadaan yang memungkinkan seseorang mengatur dan mengarahkan diri sendiri sesuai tingkat perkembangannya.

Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, sehingga sikap mandiri ini penting dimiliki oleh siapa saja yang ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya.  Apalagi disaat pembelajaran dimasa Pandemi Covid 19, dimana pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan) yaitu pembelajaran melalui tatap maya, luring (Luar jaringan) yaitu pemberian Lembar Kerja Peserta didik, dan bila perlu melakukan home visit (kunjungan rumah). Yang kesemuanya menuntut siswa untuk bisa belajar mandiri di rumah, tentunya juga dengan bimbingan orang tua di rumah.

Namun yang terjadi dilapangan, banyak siswa yang belum mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada siswa, hal ini terjadi juga di SDN 105386 Tanjung Siporkis Kecamatan Galang, dimana siswa masih ditemukan yang hasil kerjanya dituliskan oleh orang tuanya atau kakaknya, siswa mencontek dari temannya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya,  hal ini terlihat dari hasil jawaban mereka pada lembar kerja hampir sama jawabannya, dan tidak sedikit siswa yang enggan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan tepat waktu.

Dan hal ini tentunya harus dicarikkan solusi agar siswa bisa lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya yang diberikan, agar mereka benar-benar bisa memahami materi yang dipelajari dengan baik dan benar, dan salah satunya adalah dengan memberikan tugas secara terbimbing secara terjadwal, yaitu memberikan bimbingan terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada siswa melalui Online (WatsApp), juga melakukan home visit atau mengunjungi rumah-rumah siswa untuk membimbing tugas-tugas yang diberikan dan memberikan motivasi kepada siswa, agar bisa mandiri dalam proses pembelajaran, dan jika ada hal-hal yang kurang mengerti bisa bertanya langsung ketika guru berkunjung di rumah-rumah siswa, atau jika memiliki sarana android atau gawai bisa menanyakan kepada guru melalui Grouf WatsApp atau SMS.

 

PERSIAPAN PELAKSANAAN AKSI NYATA

Sebelum melaksanakan aksi nyata, terelebih dahulu merancang kegiatan agar bisa berjalan dengan lancar sesuai apa yang diharapkandan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses nyata yang dilakukan.

 

DESKRIPSI  DAN REALISAI AKSI NYATA YANG SAYA LAKUKAN

Aksi nyata ini dilakukan agar siswa memiliki dan menerapkan nilai-nilai kemandirian dalam diri mereka terutama dalam proses pembelajaran di masa pendemi. Dimana masih terbatas untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka secara normal, maka perlu pemahaman dan kesadaran dari semua pihak, terutama para siswa untuk bisa belajar mandiri dari rumah, tanpa harus diatur atau disuruh oleh orang tua, yaitu dengan mengikuti jadwal pembelajaran pembelajaran yang sudah diatur oleh guru, yaitu mulai Jam 08.00 s.d Jam 09.00 Wib Siswa membaca buku pelajaran dirumah, Jam.09.00 s.d Jam 10.00 Wib belajar bersama di gruf WhatsApp bagi yang memiliki sarana Android/gawai dan yang tidak memiliki sarana tersebut dilakukan pembelajaran dengan model Home Visit (mengunjungi rumah-rumah siswa). Mulai Pukul 10.00 Wib sampai jam.12.00 Wib.

Pada saat pembelajaran melalui daring (dalam jaringan) atau home visit selalu diberikan pengarahan dan motivasi untuk bisa menerapkan kemandirian dalam belajar dan kemandirian- laiinya dalam kehidupan sehari-hari.

HASIL DARI AKSI NYATA YANG DILAKUKAN

Hasil dari pelaksanaan aksi nyata melalui pemberian tugas-tugas terbimbing dan pelaksanaan home Visit tehadap kegiatan pembelajaran siswa di rumah, membuat siswa mulai terbiasa mengikuti jadwal belajar yang telah dibuat guru, dimana setiap 08.00 s.d Jam 09.00 Wib Setiap siswa membaca buku di rumah masing-masing, mulai Jam 09.00 s.d Jam 10.00 Wib pagi para siswa yang memiliki perangkat android atau  gawai aktif melaksanakan pembelajaran secara daring atau online, dan yang tidak memiliki perangkat pembelajaran daring, sudah berkumpul dan berkelompok di beberapa rumah siswa yang telah disepakati bersama dengan guru, untuk diberikan penguatan pembelajaran secara tatap muka terbatas dan menyelesaikan persoalan-persoalan pembelajaran yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

 

 

PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan aksi nyata yang telah dilakukan banyak  perubahan-perubahan positif terkait kemandirian belajar yang telah dilakukan oleh siswa, bersedia belajar dan mengirimkan tugas-tugasnya secara online, namu masih terdapat beberapa orang siswa yang masih belum mandiri baik bagi siswa yang belajar secara online atau melalui home visit, dimana siswa yang belajar secara online, masih ada yang beralasan habis paket internet sehingga tidak bisa mengikuti pembelajaran secara online melalui grouf WhatsApp, dan siswa yang termasuk kedalam model pembelajaran home visit, masih ditemukan yang tidak ikut, karena alasan lupa jadwalnya, dan alasan-alasan lainnya.

  

RENCANA PERBAIKAN UNTUK PELAKSANAAN DI MASA MENDATANG

Rencana perbaikan akan dilaksanakan kedepannya adalah  sebagai berikut:

-          Berusahan meningkatkan komunikasi kepada orang tua siswa terkait dengan jadwal belajar yang sudah disepakati

-          Membuat dan mengevaluasi kesepakatan kepada siswa tentang jadwal pembelajaran yang efektif untuk bisa dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua siswa

-          Terus memberikan semangat dan motivasi kepada siswa untuk bisa dan tebiasa untuk menerapkan nilai-nilai kemandirian dalam kehidupan sehari-hari


FOTO DOKUMENTASI









Aksi Nyata - Penerapan Pemikiran Ki Hajar Dewantara di Kelas dan di Sekolah

 Modul 1.1.a.10 Aksi Nyata - Penerapan Pemikiran Ki Hajar Dewantara di Kelas dan di Sekolah

OLEH : SUHARIANTO


Fasilitator Ibu Yetty Fatri Dewi    

Pendamping H.AISYAH HASIBUAN

 LATAR BELAKANG

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang bisa mengakomodir semua siswa dengan berbagai tipe gaya belajar yang berbeda-beda. Yaitu yang bisa mengaktifkan dalam pembelajaran  siswa dengan tipe belajar audio, visual dan juga kinestetik. Dan untuk untuk membuat pembelajaran yang baik tersebut, tentunya banyak model, strategi, metode, tehnik dan taktik pembelajaran yang bisa dipilih dan diterapkan dalam proses  pembelajaran, juga banyak media pembelajaran atau alat peraga yang bisa digunakan sesuai dengan berbagai pertimbangan dari berbagai aspek. Dan Menurut Pemikiran Ki Hajar Dewantara pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkreasi, menemukan cipta, rasa dan karsa serta mampu mengembangkan minat serta bakatnya masing-masing sesuai kodrat alam dan kodrat zaman dan menumbuhkan budi pekerti yang luhur.

Dalam Pembelajaran di masa pendemi Covid.19 ini, tentunya harus mempertimbangkan banyak aspek agar pembelajaran benar-benar bisa burpusat pada murid, dan bisa sesuai dengan kodratnya yang dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki siswa. Pembelajaran yang selama ini berjalan, yang hanya menggunakan pembelajaran daring melalui grouf WhatsApp dan media lainnya cenderung belum maksimal mendapatkan hasil belajar yang baik, disamping itu siswa juga banyak yang pasif dan mereka merasa jenuh dengan pembelajaran tersebut, pembelajaran bersifat individu dirumah masing-masing, dan tidak sedikit siswa yang belum memiliki gawai sehingga tidak bisa mengikuti pembelajaran yang dilakukan.

Dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Kelas VI, yang dilaksanakan baik secara daring, tatap muka terbatas di kelas, maupun home visit (kunjugan ke rumah siswa), diharapkan bisa menghasilkan pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam pembelajaran, merasa senang dalam belajar dan dapat mengembangkan bakat dan potensi yang mereka miliki.

  

PERSIAPAN PELAKSANAAN AKSI NYATA

Sebelum melaksanakan aksi nyata, terelebih dahulu saya menyiapkan perencanaan pembelajaran, dan hal-hal yang mendukung dalam kegiatan aksi nyata, kemudian mengidentifikasi bakat dan minat yang dimiliki dari masing-masing siswa untuk dikolompokkan ke dalam beberapa kelompok dalam prosem pembelajaran aksinya nyata nantinya.

 

DESKRIPSI  DAN REALISAI AKSI NYATA YANG SAYA LAKUKAN

Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekeri di kelas dengan menggabungkan variasi pembelajaran baik secara daring (Grouf WA), tatap muka terbatas di kelas (karena terkendala Jaringan dan fasilitas yang dimiliki siswa)  dan home visit dengan menggunakan protokol kesehatan. Dimana guru berupaya untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid, membuat pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mengembangkan bakat dan potensi siswa.

Dari jumlah  keseluruah siswa yaitu 28 orang anak di kelas VI. Guru membaginya kedalam beberapa kelompok, ada yang 5 orang dalam satu kelompok dan ada yang 6 orang dalam satu kelompok. Sebelum dibentuk kelompok, terlebih dahulu di identfikasi bakat dan minat atau kemauan masing-masing siswa menjadi tiga kategori, yaitu  bakat/kemauan dalam membuat puisi, membuat kaligrafi/menggambar dan membuat cerita atau naskah drama).

Materi yang diajarkan adalah yang berkaitan dengan Asmaul Husan (As-Shomad, Al-Baqi dan Al-Muqqdim), Materi diajarkan dengan penjelasan singkat di WathsApp Grouf, Pertemuan dan tatap muka terbatas untuk beberapa kelompok di ruangan kelas dan home Visit (Kunjungan Rumah) pada beberapa kelompok, setelah proses penjelasan materi pelajaran, Setiap Kelompok sesuai dengan Bakat dan Minatnya masing-masing diberi tugas dari hasil pemahaman terkait materi pelajaran Asmaul Husna (As-Shomad, Al-Baqi dan Al-Muqqdim) untuk menghasilkan sebuah produck dengan pilihan Membuat puisi, membuat kaligrafi/menggambar dan membuat cerita atau naskah drama).

HASIL DARI AKSI NYATA YANG DILAKUKAN

Hasil dari pelaksanaan aksi nyata melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dengan tehnik variasi pembelajaran baik secara daring (Grouf WA), tatap muka terbatas di kelas dan home visit (kunjungan ke rumah siswa) dapat  meningkatnya motivasi dan semangat siswa dalam belajar dan siswa merasa senang dalam belajar, karena dilaksanakan dengan prinsip belajar berpusat pada murid dengan menyesuaikan kemauan, bakat atau  minat siswa dalam pemberian tugas yang diberikan. Siswa terlihat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan masing-masing kelompok mampu menghasilkan produck atau karya sesuai dengan bakat atau minat yang mereka miliki.

  

PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan aksi nyata Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) dengan variasi tehnik pembelajaran , banyak pengalaman dan pembelajaran yang di didapat, diantaranya :

-          Setiap anak memiliki bakat dan  minat yang berbeda-beda dan perlu variasi pendekatan yang berbeda  pula dalam mengembangkan potensi mereka masing-masing.

-          Siswa senang berkreasi dan berinovasi jika pembelajaran atau tugas yang diberikan sesuai dengan bakat dan minat yang miliki

-          Hasil belajar yang baik akan diperoleh jika siswa merasa senang dalam pembelajaran, aktif dan kreatif serta muncul inovasi yang mereka miliki.

 

RENCANA PERBAIKAN UNTUK PELAKSANAAN DI MASA MENDATANG

Rencana perbaikan akan dilaksanakan kedepannya adalah  sebagai berikut:

-          Berusaha untuk lebih mengenali bakat dan minat yang dimiliki oleh masing-masing siswa

-    Meningkatkan kerjasama dengan orang tua/wali murid terkait pengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh setiap anak.

-    Memperbaiki pembelajaran yang lebih ramah anak dan memaksimalkan aktivitas anak dalam proses pembelajran serta menstimulus siswa untuk bisa berkreasi dan berinovasi




Dokumentasi proses dan hasil pelaksanaan








 













Rabu, 25 November 2020

Koneksi Antar Materi (Inkuiri Apresiatif dengan Konsep Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara


1.3.a.9. Koneksi Antar Materi (Inkuiri Apresiatif dengan Konsep Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara)

Oleh : Suharianto (201698291361)

Dibimbing: Fasilitator      : 31-YETTY FATRI DEWI

Pendamping : 103-H. Aisyah Hasibuan

 

Appreciative Inquiry (AI) adalah sebuah pendekatan baru yang dikembangkan oleh David Cooperrider untuk membantu individu atau komunitas meraih dan mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Karena itu, jika kita bermimpi untuk mewujudkan Visi sekolah yang baik, maka Appreciative Inquiry dapat menjadi salah satu instrumen utama untuk itu. Karena paradigma Inkuiri apresiatif berbasis kekuatan, yang dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif.

Pendekatan ini berpijak pada asumsi bahwa selalu terdapat berbagai bakat, keahlian, cerita sukses, dan sumber daya di dalam masyarakat yang dapat ditemukan dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri. Pendekatan ini memandang manusia dan komunitas sebagai sebuah kapasitas kekuatan yang dapat mewujudkan banyak hal.  Bahkan dapat mewujudkan hal-hal yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang mustahil, atau hal-hal yang selama ini dianggap hanya sebuah mimpi. Jadi, menurut pendekatan ini, komunitas sesungguhnya memiliki kapasitas untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dalam mencapai harapan bersama.

Apreciative Inquiry adalah sebuah metode yang mentransformasikan kapasitas sistem manusia untuk perubahan yang positif dengan menfokuskan pada pengalaman pribadi yang positif (misalkan capaian-capaiaan prestasi) dan harapan-harapannya di masa depan.

 Mengelola suatu perubahan positif di sekolah tentu kita membutuhkan sebuah manajemen perubahan, dimana menajemen ini dilakukan dengan tahapan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif, yaitu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis kekuatan. Inkuiri apresiatif menggunakan prinsip psikologi positif dan prinsip pendidikan positif

Inkuiri apresiatif adalah sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam akronim BAGJA tersebut adalah :

a.    Buat Pertanyaan : Buat beberapa pertanyaan mengenai harapan ideal yang dimiliki oleh siswa, kemudian pilih satu sesuai prioritas dan kebutuhan yang akan menentukan arah investivigasi kekuatan/potensi/peluang.

b.    Ambil Pelajaran : Memandu pengalaman positif individu dan kelompok,  lalu ambil pelajaran, untuk menemukenali kekuatan/potensi/peluang lewat investivigasi.

c.    Gali Mimpi : merumuskan mimpi / harapan sekolah berdasarkan pengalaman positif dengan keterlibatan berbagai pihak

d.    Jabarkan rencana : menyusun langkah-langkah rencana untuk mencapai mimpi atau mengidentifikasi tindakan kongkret yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah kecil sederhana yang dilakukan segera, dan terobosan yang akan memudahkan keseluruan pencapaian.

e.    Atur Eksekusi : mengatur dan menentukan pihak yang terlibat dalam penerapan rencana apresiatif di sekolah tentang siapa yang berperan atau dilibatkan dalam pengambilan keputusan.   

Lalu kemudian apa kaitannya Ingkuiri apresiatif dengan konsep pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara. Pendidikan  menurut Ki Hadjar Dewantara adalah daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya. Pendidikan itu membentuk manusia yang berbudi pekerti, berpikiran (pintar, cerdas) dan bertubuh sehat.

Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Dan Pendidikan harus memperhatikan budaya local yang telah ada.

Peserta didik : adalah manusia yang mempunyai kodratnya sendiri dan juga kebebasan dalam menentukan hidupnya. Pandangan Ki Hajar tentang siswa yang tidak mengekang kebebasan siswa dalam mengembangkan potensinya dan membiarkan siswa belajar dari pengalaman yang dialaminya sendiri

 

Dalam konteks penalaran atas konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara di atas, pendidikan adalah upaya pemanusiaan manusia secara manusiawi secara utuh dan penuh ke arah kemerdekaan lahiriah dan batiniah. Maka pendidikan harus bersentuhan dengan upaya-upaya konkret berupa pengajaran dan pendidikan. Menurut Ki Hadjar Dewantara pengajaran adalah upaya memerdekakan aspek badaniah manusia (hidup lahirnya). Ki Hadjar Dewantara mengajukan lima asas pendidikan yang dikenal dengan sebutan pancadharma (kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan).

Pertama, asas kodrat alam. Asas ini mengandung arti bahwa hakikat manusia adalah bagian dari alam semesta. Asas ini juga menegaskan bahwa setiap pribadi peserta didik di satu sisi tunduk pada hukum alam, tapi di sisi lain dikaruniai akal budi yang potensial baginya untuk mengelola kehidupannya. Berdasarkan konsep asas kodrat alam ini, Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa pelaksanaan pendidikan berasaskan akal-pikiran manusia yang berkembang dan dapat dikembangkan. Secara kodrati, akal-pikiran manusia itu dapat berkembang. Namun, sesuai dengan kodrat alam juga akal pikiran manusia itu dapat dikembangkan melalui perencanaan yang disengaja sedemikian rupa sistematik. Pengembangan kemampuan berpikir manusia secara disengaja itulah yang dipahami dan dimengerti sebagai “pendidikan”. Sesuai dengan kodrat alam, pendidikan adalah tindakan yang disengaja dan direncanakan dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik yang dibawa sejak lahir.

Kedua, asas kemerdekaan. Asas ini mengandung arti bahwa kehidupan hendaknya sarat dengan kebahagiaan dan kedamaian. Dalam khasanah pemikiran Ki Hadjar Dewantara asas kemerdekaan berkaitan dengan upaya membentuk peserta didik menjadi pribadi yang memiliki kebebasan yang bertanggungjawab sehingga menciptakan keselarasan dengan masyarakat. Asas ini bersandar pada keyakinan bahwa setiap manusia memiliki potensi sebagai andalan dasar untuk menggapai kebebasan yang mengarah kepada “kemerdekaan”.

Ketiga, asas kebudayaan. Asas ini bersandar pada keyakinan kodrati bahwa manusia adalah makhluk berbudaya. Artinya, manusia mengalami dinamika evolutif dalam khasanah pembentukan diri menjadi pribadi yang berbudi pekerti.

Keempat, asas kebangsaan.Asas kebangsaan merupakan ajaran Ki Hadjar Dewantara yang amat fundamental sebagai bagian dari wawasan kemanusiaan. Asas ini hendak menegaskan bahwa seseorang harus merasa satu dengan bangsanya dan di dalam rasa kesatuan tersebut tidak boleh bertentangan dengan rasa kemanusiaan.

Kelima, asas kemanusiaan. Asas ini hendak menegaskan pentingnya persahabatan dengan bangsa-bangsa lain. Manusia hendaknya menampilkan diri sebagai makhluk bermartabat luhur dan berdasarkan kesadaran itu pula ia berani menjalin dan memperlakukan sesama manusia dari bangsa mana pun dalam rasa cinta kasih yang mendalam.

Lalu apa kesamaan buah pikiran Ki Hadjar Dewantara dengan paradigm inkuri apresiatif?

Ada banyak kesamaan buah pikiran Ki Hadjar Dewantara dengan paradigma inkuri apresiatif, diantaranya:

1.    Inkuri Apresiatif menggunakan pendekatan kolaboratif berbasis kekuatan,  dengan menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki aset/inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan.  Dan Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa setiap anak akan hidup dan tumbuh dan berkembang aset/bakat dan minat positifnya yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, dan pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.

2.    Tujuan dari paradigma dari Inkuri Apresiatif adalah untuk mencapai kebahagian bersama, dan tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah juga bertujuan untuk mencapai kemerdekaan dan kebahagian.

Dan Bagaimana inkuiri apresiatif dapat mencapai visi guru penggerak?, Tentunya dengan menggunakan pendekatan kolaboratif bersama semua unsur warga sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan perubahan bersama yang berbasis kekuatan atau aset potensi yang dimiliki unsur-unsur dalam sebuah unit organinasai untuk mencapai visi atau harapan bersama, dengan tahapan-tahapan “BAGJA” (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan rencana, Atur Eksekusi)

Langkah-langkah kongkrit yang bisa kita lakukan dalam menerapkan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif adalah:

·         Menyusun rencana perubahan

·         Memahami kekuatan yang ada di sekolah, sebagai dasar untuk melakukan perubahan positif

·         Mengevaluasi hal-hal positif yang ada di sekolah

·         Berkolaborasi dengan stakeholders dan rekan sejawat

·         Dukungan dan motivasi dari seluruh stakeholders

·         Pendekatan psikologi positif.

Dari semua langkah yang kita susun kita harus mengupayakan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi menjadi tidak relevan, karena semua aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan kekuatan, dengan satu tujuan yaitu mengatasi kelemahan

,

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

https://media.neliti.com/media/publications/12663-ID-konsep-pendidikan-ki-hadjar-dewantara-dan-tantangan-tantangan-implementasinya-di.pdf.

https://www.kompasiana.com/nenanurkaenah4323/5fb68b8dd541df51fd04a452/bagja-dan-paradigma-inkuiri-apresiatif?page=all

 


ARTIKEL REFLEKSI PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

    PGP-1-Kabupaten Deli Serdang-Suharianto-Aksi Nyata Paket Modul 3 Nama Program “Samusaman” (Satu Murid Satu Tanaman) Oleh : Suharianto Di...