Oleh :
Suharianto
Dibimbing:
Fasilitator : 31-YETTY FATRI DEWI
Pendamping
: 103-H. Aisyah Hasibuan
“Mengajarkan anak
menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah
yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine
but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Menurut Saya Kutipan tersebut memberikan penguatan bahwa
mengajarkan anak tentang pengetahuan untuk kemampuan Intelektual seperti cara
menghitung atau yang lainnya itu baik, namun mengajarkan anak tentang
nilai-nilai, moral dan etika, kebijaksanaan serta menanamkan karakter atau budi
pekerti yang luhur dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka bisa menentukan hal-hal
yang baik dan benar, yang utama dan berharga itu adalah yang terbaik.
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang
sedang Anda pelajari saat ini?
Kaitannya adalah proses pembelajaran yang sedang dipelajari saat
ini yaitu pada modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin
Pembelajaran. Sebagai Seorang pemimpin pembelajaran sebelum mengambil keputusan
tentunya banyak mempertimbangkan banyak hal, termasuk di dalamnya pertimbangan
moral dan etika, aturan yang berlaku, rasa keadilan atau kasiha, kebenaran atau
kesetian, jangka pendek atau jangka panjang, untuk kepentingan individu atau
masyarakat, dan pertimbangan lainnya, sehingga keputusan yang utama bisa diambil
secara efektif, tepat, baik dan benar
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam
suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu
pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita yaitu,
ketika keputusan tersebut bisa diterima oleh banyak orang, mempertimbangkan
berbagai hal, seperti dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah
dalam pengambilan keputusan dan pengujiannya sehingga keputusan tersebut
mengandung unsur nilai-nilai kebaikan dan kebenaran serta bisa dipertanggung
jawabkan.
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat
berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kontribusi yang dapat saya
berikan pada proses pembelajaran murid dalam pengambilan keputusan, pertama
dengan memilah dan memilih apakah keputusan yang akan diambil berkaitan dengan
dilemma etika atau bujukan moral, jika termasuk kedalam bujukan moral, maka
langkah tegas yang dapat saya lakukan adalah mengambil keputusan yang berpihak
pada kebenaran dan kebaikan, namu jika masalah yang diputusakan berkaitan
dengan kuasu Dilema etika, maka saya harus berusaha berlatih dalam menerapkan 4
paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan,
saya harus mengidentifkasi, memikirkan danpak positif atau negatif dari
keputusan tersebut, serta mempertimbangkan dari berbagai hal
terutama keputusan tersebut harus benar-benar mengandung nilai-nilai yang berpihak
kepada murid dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral,etika dan hukum.
Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap
Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan
sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Ki Hadjar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Indonesia yang telah
melahirkan konsep-konsep dan pemikiran tentang pendidikan. Diataranya yaitu filosofi Pratap Triloka 1) Ing
ngarsa sung tulada (2) Ing madya mangun karsa (3) Tut wuri handayani. Ing
ngarso sung tulodo.
Ing ngarso sung tulodo, di depan memberi contoh atau menjadi
panutan, Ini mengandung pesan bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran
(guru) haruslah memberikan sauri tauladan yang baik bagi orang yang
dipimpinnya. Guru harus selesai dengan dirinya sendiri yang kemudian ini
terefleksikan dalam keteladanan setiap mengambil keputusan terhadap murid-murid
dan orang-orang disekitarnya. Inilah prinsip pertama yang harus dimiliki oleh
seorang guru. Keteladanan menjadi sebuah hal yang penting karena akan
berpengaruh pada tingkat kepercayaan orang-orang yang dipimpinnya terhadap
dirinya.
Ing madya mangun karsa, di tengah membangun semangat, Guru (pemimpin)
harus bisa bekerja sama dengan orang yang didiknya (murid). Sehingga
pembelajaran yang dilakukan akan terasa mudah atau ringan dan akan semakin
mempererat hubungan antara guru dengan murid, namun tidak melanggar etika jalur
pendidikan. Dengan menerapkan ing madya mangun karsa, guru diharapkan
mampu menjadi rekan sekaligus sebagai pengganti orang tua murid, sehingga guru
mampu mengetahui kebutuhan belajar murid. Salah satu kebutuhan belajar murid
adalah keterampilan mengambil keputusan. Karena itu dengan ing madya
mangun karsa guru dapat melakukan coaching terhadap para
muridnya dalam mengambil keputusan termasuk keputusan yang mengandung unsur
dilema etika yang dihadapi para murid. Dengan demikian potensi murid menjadi
lebih berkembang sehingga mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat bagi
dirinya
Tut wuri handayani” dari belakang memberikan dorongan.. Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk maju dan berkembang. Memberikan ilmu-ilmu dan
bekal-bekal yang akan menambah wawasan dan kepintaran murid, guru tidak akan
rugi. Inilah fungsi seorang guru sebagai coach dan motivator, ia
mampu mendorong kinerja murid untuk terus berkembang dan maju serta mampu
mengambil keputusan-keputusan yang tepat untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
Hal ini menunjukkan bahwa filosofi pratap triloka yang merupakan
filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara berkaitan dan menjadi sangat penting
dalam konteks sekolah terutama dalam pengambilan keputusan bagi guru sebagai
pemimpin pembelajaran.
Inilah fungsi seorang guru sebagai coach dan motivator,
ia mampu mendorong kinerja murid untuk terus berkembang dan maju serta mampu
mengambil keputusan-keputusan yang tepat untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh
kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sebagai seorang guru akan
berpengaruh dengan prinsip-prinsip yang akan kita ambil dalam suatu keputusan,
maka kita sebagai seorang guru harus selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan dan
kebenaran dalam diri kita serta berusaha konsisten menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari, berusaha memberikan contoh bagi yang lain, dengan
demikian maka prinsip-prinsip yang akan kita ambil dalam pengambilan keputusan
juga akan cenderung kedalam keputusan yang berpihak kepada kebenaran dan
kebaikan.
Pengambilan keputusan adalah sebuah proses menentukan sebuah
pilihan dari berbagai alternatif pilihan yang tersedia. Seorang guru terkadang
dihadapkan pada suatu keadaan dimana ia harus menentukan pilihan (keputusan)
dari berbagai alternatif yang ada. Proses ini terkadang amatlah rumit karena
berdampak pada dirinya dan lingkungan sekolahnya. Belum lagi pertentangan
nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya akan mempengaruhi prinsip-prinsip dalam
mengambil suatu keputusan. Setiap orang dapat membuat keputusan, akan tetapi
dampak keputusan yang ditimbulkan berbeda-beda. Ada yang sempit dan ada pula
yang luas ruang lingkup yang terkena dampak atau pengaruh tersebut.
Nilai-Nilai yang tertanam dalam diri Kita akan mempengaruhi pola
pikir kita, dan pola pikir akan juga mempengaruhi prinsip keputusan yang akan
kita ambil dalam setiap keputusan. Dalam pengambilan keputusan paling tidak kita
akan mempertimbangkan 3 Prinsip Pengambilan Keputusan (1) Berpikir Berbasis
Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Yaitu pengambilan keputusan yang dilakukan
karena itu yang terbaik untuk kebanyakan
orang, (2) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Yaitu
Pengambilan keputusan dengan mengikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah
ditetapkan dan (3) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) Yaitu
memutuskan Sesuatu dengan pemikiran apa yang kita harapkan orang lain
lakukan terhadap diri kita.
Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi
pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang
diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil.
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut.
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
modul 2 sebelumnya.
Kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Keterampilan coaching membekali
seorang guru menjadi pembelajar dan menjadi coach bagi dirinya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai
opsi untuk solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau
etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Untuk membuat keputusan berbasis etika, diperlukan kesamaan visi,
budaya, dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi, sehingga
prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan juga akan lebih jelas
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat yang diambil oleh seorang pemimpin
pembelajaran (guru) harus memperhatikan aspek nilai-nilai etika dan moral,
kebaikan serta kebenaran, perpihak kepada murid dan dapat dipertanggung
jawabkan dengan seluruh konsekuensinya, sehingga keputusan yang di ambil tentunya
akan mewujudkan terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman
Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang
sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus
dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di
lingkungan Anda?
Kesulitan yang saya hadapi di lingkungan untuk menjalankan
pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika, yaitu kasus yang berkaitan
dengan kebenaran lawan kesetiaan, karena dihadapkan dengan pilihan untuk berbuat
yang sebenarnya atau berbuat seadanya yang penting menaati pimpinan. Untuk
mengatasi kesulitan tersebut maka saya berusaha untuk mengasah kemampuan dalam
menerapkan pengambilan keputusan dan pengujian keputusan.
Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita
ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Menurut saya pengambilan keputusan yang tepat dan berpihak pada
murid, tentunya akan berpengaruh dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid. Keputusan yang tepat sudah dilakukan dengan melakukan pengujian
keputusan dan dapat terciptanya pembelajaran yang menyenangkan, lingkungan
belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta lingkungan yang positif
sehingga siswa dapat lebih fokus dalam kegiatan pembelajaran
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan
dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Penting bagi pendidik untuk menyadari bahwa kita adalah teladan
bagi murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila; kita juga seyogyanya
selalu mengacu pada kompetensi guru dalam pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran.
Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan
permasalahan atau persoalan (problem solving) dan setiap keputusan yang dibuat
pasti ada tujuan yang hendak dicapai. Karena itu agar pengambilan keputusan
efektif maka seorang guru selain berpegang pada nilai-nilai kebajikan yang
tertanam pada diri, perlu menerapkan sembilan langkah pengambilan dan pengujian
keputusan sebagai berikut :
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang
saling bertentangan dalam situasi ini.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi ini
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan
dengan situasi ini
4. Pengujian benar atau salah
a. Uji
Legal
b. Uji
Regulasi/Standar Profesional
c. Uji
Intuisi
d. Uji
Halaman Depan Koran
e. Uji
Panutan/Idola
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
a. Individu
lawan masyarakat (individual vs community)
b. Rasa
keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
c. Kebenaran
lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
d. Jangka
pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
6. Melakukan Prinsip Resolusi
a. Berpikir
Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
b. Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
c. Berpikir
Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
7. Investigasi Opsi Trilema
8. Buat Keputusan
9. Lihat lagi
Keputusan dan Refleksikan
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari
pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?