Senin, 12 April 2021

3.1.a.8. Koneksi Antarmateri

Oleh : Suharianto

Dibimbing: Fasilitator : 31-YETTY FATRI DEWI

Pendamping : 103-H. Aisyah Hasibuan

 

Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Menurut Saya Kutipan tersebut memberikan penguatan bahwa mengajarkan anak tentang pengetahuan untuk kemampuan Intelektual seperti cara menghitung atau yang lainnya itu baik, namun mengajarkan anak tentang nilai-nilai, moral dan etika, kebijaksanaan serta menanamkan karakter atau budi pekerti yang luhur dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka bisa menentukan hal-hal yang baik dan benar, yang utama dan berharga itu adalah yang terbaik.

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Kaitannya adalah proses pembelajaran yang sedang dipelajari saat ini yaitu pada modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Sebagai Seorang pemimpin pembelajaran sebelum mengambil keputusan tentunya banyak mempertimbangkan banyak hal, termasuk di dalamnya pertimbangan moral dan etika, aturan yang berlaku, rasa keadilan atau kasiha, kebenaran atau kesetian, jangka pendek atau jangka panjang, untuk kepentingan individu atau masyarakat, dan pertimbangan lainnya, sehingga keputusan yang utama bisa diambil secara efektif, tepat, baik dan benar

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita yaitu, ketika keputusan tersebut bisa diterima oleh banyak orang, mempertimbangkan berbagai hal, seperti dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan dan pengujiannya sehingga keputusan tersebut mengandung unsur nilai-nilai kebaikan dan kebenaran serta bisa dipertanggung jawabkan.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kontribusi yang dapat saya berikan pada proses pembelajaran murid dalam pengambilan keputusan, pertama dengan memilah dan memilih apakah keputusan yang akan diambil berkaitan dengan dilemma etika atau bujukan moral, jika termasuk kedalam bujukan moral, maka langkah tegas yang dapat saya lakukan adalah mengambil keputusan yang berpihak pada kebenaran dan kebaikan, namu jika masalah yang diputusakan berkaitan dengan kuasu Dilema etika, maka saya harus berusaha berlatih dalam menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan, saya harus mengidentifkasi, memikirkan danpak positif atau negatif dari keputusan tersebut,  serta mempertimbangkan dari berbagai hal terutama keputusan tersebut harus benar-benar mengandung nilai-nilai yang berpihak kepada murid dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral,etika dan hukum.

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Ki Hadjar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Indonesia yang telah melahirkan konsep-konsep dan pemikiran tentang pendidikan. Diataranya  yaitu filosofi Pratap Triloka 1) Ing ngarsa sung tulada (2) Ing madya mangun karsa (3) Tut wuri handayani. Ing ngarso sung tulodo.

Ing ngarso sung tulodo, di depan memberi contoh atau menjadi panutan, Ini mengandung pesan bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran (guru) haruslah memberikan sauri tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Guru harus selesai dengan dirinya sendiri yang kemudian ini terefleksikan dalam keteladanan setiap mengambil keputusan terhadap murid-murid dan orang-orang disekitarnya. Inilah prinsip pertama yang harus dimiliki oleh seorang guru. Keteladanan menjadi sebuah hal yang penting karena akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan orang-orang yang dipimpinnya terhadap dirinya.

Ing madya mangun karsa, di tengah membangun semangat, Guru (pemimpin) harus bisa bekerja sama dengan orang yang didiknya (murid). Sehingga pembelajaran yang dilakukan akan terasa mudah atau ringan dan akan semakin mempererat hubungan antara guru dengan murid, namun tidak melanggar etika jalur pendidikan. Dengan menerapkan ing madya mangun karsa, guru diharapkan mampu menjadi rekan sekaligus sebagai pengganti orang tua murid, sehingga guru mampu mengetahui kebutuhan belajar murid. Salah satu kebutuhan belajar murid adalah keterampilan mengambil keputusan. Karena itu dengan ing madya mangun karsa guru dapat melakukan coaching terhadap para muridnya dalam mengambil keputusan termasuk keputusan yang mengandung unsur dilema etika yang dihadapi para murid. Dengan demikian potensi murid menjadi lebih berkembang sehingga mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat bagi dirinya

Tut wuri handayani” dari belakang memberikan dorongan.. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk maju dan berkembang. Memberikan ilmu-ilmu dan bekal-bekal yang akan menambah wawasan dan kepintaran murid, guru tidak akan rugi. Inilah fungsi seorang guru sebagai coach dan motivator, ia mampu mendorong kinerja murid untuk terus berkembang dan maju serta mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Hal ini menunjukkan bahwa filosofi pratap triloka yang merupakan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara berkaitan dan menjadi sangat penting dalam konteks sekolah terutama dalam pengambilan keputusan bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran.

Inilah fungsi seorang guru sebagai coach dan motivator, ia mampu mendorong kinerja murid untuk terus berkembang dan maju serta mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sebagai seorang guru akan berpengaruh dengan prinsip-prinsip yang akan kita ambil dalam suatu keputusan, maka kita sebagai seorang guru harus selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dalam diri kita serta berusaha konsisten menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, berusaha memberikan contoh bagi yang lain, dengan demikian maka prinsip-prinsip yang akan kita ambil dalam pengambilan keputusan juga akan cenderung kedalam keputusan yang berpihak kepada kebenaran dan kebaikan.

Pengambilan keputusan adalah sebuah proses menentukan sebuah pilihan dari berbagai alternatif pilihan yang tersedia. Seorang guru terkadang dihadapkan pada suatu keadaan dimana ia harus menentukan pilihan (keputusan) dari berbagai alternatif yang ada. Proses ini terkadang amatlah rumit karena berdampak pada dirinya dan lingkungan sekolahnya. Belum lagi pertentangan nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya akan mempengaruhi prinsip-prinsip dalam mengambil suatu keputusan. Setiap orang dapat membuat keputusan, akan tetapi dampak keputusan yang ditimbulkan berbeda-beda. Ada yang sempit dan ada pula yang luas ruang lingkup yang terkena dampak atau pengaruh tersebut.

Nilai-Nilai yang tertanam dalam diri Kita akan mempengaruhi pola pikir kita, dan pola pikir akan juga mempengaruhi prinsip keputusan yang akan kita ambil dalam setiap keputusan. Dalam pengambilan keputusan paling tidak kita akan mempertimbangkan 3 Prinsip Pengambilan Keputusan (1) Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Yaitu pengambilan keputusan yang dilakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan  orang, (2) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Yaitu Pengambilan keputusan dengan mengikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan dan (3) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) Yaitu memutuskan Sesuatu dengan pemikiran apa yang kita harapkan orang lain lakukan  terhadap diri kita.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Keterampilan coaching membekali seorang guru menjadi pembelajar dan menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi untuk solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Untuk membuat keputusan berbasis etika, diperlukan kesamaan visi, budaya, dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi, sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan juga akan lebih jelas

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran (guru) harus memperhatikan aspek nilai-nilai etika dan moral, kebaikan serta kebenaran, perpihak kepada murid dan dapat dipertanggung jawabkan dengan seluruh konsekuensinya, sehingga keputusan yang di ambil tentunya akan mewujudkan terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman 

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan yang saya hadapi di lingkungan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika, yaitu kasus yang berkaitan dengan kebenaran lawan kesetiaan, karena dihadapkan dengan pilihan untuk berbuat yang sebenarnya atau berbuat seadanya yang penting menaati pimpinan. Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka saya berusaha untuk mengasah kemampuan dalam menerapkan pengambilan keputusan dan pengujian keputusan. 

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Menurut saya pengambilan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid, tentunya akan berpengaruh dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid. Keputusan yang tepat sudah dilakukan dengan melakukan pengujian keputusan dan dapat terciptanya pembelajaran yang menyenangkan, lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta lingkungan yang positif sehingga siswa dapat lebih fokus dalam kegiatan pembelajaran

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Penting bagi pendidik untuk menyadari bahwa kita adalah teladan bagi murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila; kita juga seyogyanya selalu mengacu pada kompetensi guru dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving) dan setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang hendak dicapai. Karena itu agar pengambilan keputusan efektif maka seorang guru selain berpegang pada nilai-nilai kebajikan yang tertanam pada diri, perlu menerapkan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebagai berikut :

1.         Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2.         Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3.         Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

4.         Pengujian benar atau salah

a.         Uji Legal

b.         Uji Regulasi/Standar Profesional

c.         Uji Intuisi

d.         Uji Halaman Depan Koran

e.         Uji Panutan/Idola

5.         Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

a.         Individu lawan masyarakat (individual vs community)

b.         Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

c.         Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

d.         Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

6.         Melakukan Prinsip Resolusi

a.         Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

b.         Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

c.         Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

7.         Investigasi Opsi Trilema

8.         Buat Keputusan

9.         Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

 

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan Akhir keterkaitan antar materi dalam modul 3.1 dengan materi modul-modul sebelumnya adalah modul-modul yang ada di program guru penggerak adalah merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan semua memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, untuk yang mengarah CGP kepada pembelajaran yang berpihak kepada murid dengan konsep merdeka belajar untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Hal ini bisa dilihat pada modul 1.1 tentang konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara, dimana Menurt KHD Mendidik adalah “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Nilai dan peran pendidik sangat diperlukan untuk   menuntun  tumbuh kembangnya kekuatan kodrat yang ada pada anak tersebut. Begitu pula budaya positif sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang berpihak kepada murid sehingga murid terbiasa melakukan hal-hal yang baik dan positif dalam kehidupannya. Disamping itu pula mengajarkan tentang konsep pembelajaran berdiferensiasi yaitu penyesuain kebutuhan individu setiap murid dengan konsep pembelajaran emosional dan sosial untuk melatih kepekaan dan jiwa sosial murid, kemudian masalah-masalah yang dihadapi dibimbing melalui proses coaching dan melakukan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan melalui pengujian dan penerapannya dengan konsep 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan sehingga keputusan yang diambil bisa efektif, tepat, baik dan benar serta berpihak kepada murid dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral,etika atau hukum

Jumat, 09 April 2021

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

JURNAL MONOLOG

Oleh : Suharianto
Dibimbing: Fasilitator : 31-YETTY FATRI DEWI
Pendamping : 103-H. Aisyah Hasibuan

 

·        Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?

Alhamdulillah sudah banyak sekali ilmu pengetahuan dan pengalaman yang saya dapatkan dari program guru penggerak selama beberapa  bulan ini, mulai dari konsep Filosofi Pendidikan Indonesia menurut Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak,  Penerapan Budaya Positif,  Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi dalam proses pembalajaran,  Pembelajaran Sosial dan Emosional terhadap murid, pemahaman tentang konsep dan praktik coaching di lingkungan sekolah dan saat ini sedang mempelajari modul  tengtang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran .

Dari sekian banyak pengetahuan yang sudah saya dapatkan dari program guru penggerak, tentunya sebagai calon guru penggerak saya harus mentransfernya kepada rekan-rekan guru atau kepala sekolah di sekolah tempat saya bertugas, agar mereka juga (Kepala Sekolah dan Rekan Guru) sebagai bagian dari warga sekolah dapat menerima dan mengetahui pengetahuan yang saya  dapatkan dari program guru penggerak ini, dan sebagai calon guru penggerak tentunya juga harus menerapkan pengetahuan ini dengan sebaik-baiknya di dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik kedepannya, sehingga terwujud merdeka belajar dan pendidikan yang berpihak pada murid yang akan menghasilkan murid-murid yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Beberapa cara yang akan saya lakukan di sekolah terkait mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan di program guru penggerak ini adalah :

·         Menerapkan pengetahuan yang sudah saya peroleh dari program guru penggerak dengan sebaik-baiknya, baik di dalam kelas di saat pembelajaran atau dilingkungan sekolah dan berusaha bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan guru yang lain di sekolah.

·         Menyampaikan kepada rekan-rekan guru dan kepala sekolah melalui obrolan santai saat jam istirahat atau dalam pertemuan formal melalui sosialisasi di sekolah terkait pengetahuan yang sudah saya dapatkan dari program guru penggerak, serta mengajak mereka sebagai bagian warga sekolah untuk dapat menerapkan juga di kelas masing-masing dalam pembiasaaan budaya positif, penerapan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional kepada murid.

·         Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan kepala sekolah, agar bisa menggunakan visi  sekolah berdasarkan visi dalam guru penggerak

·        Selain akan menyampaikan atau membagikan pengetahuan yang sudah diperoleh dari program guru penggerak di lingkungan sekolah, saya juga sebagai Ketua KKG PAI SD Kab.Deli Serdang akan berupaya bisa mensosialisasikan pengetahuan ini kepada rekan-rekan pengurus KKG dan Guru-guru PAI secara lebih luas di Kabupaten Deli Serdang, melalui pertemuan-pertemuan secara daring atau pertemuan-pertemuan terbatas nantinya.

·         Terus melakukan refleksi dan evaluasi terhadap apa yang sudah saya lakukan dalam mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang sudah saya dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah

 

·        Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

Dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, saya harus mempertimbangkan beberapa hal, mulai dari melihat apakah kasus yang akan diambil keputusan atau kebijakan tersebut termasuk unsur dilema etika atau bujukan moral, jika itu masalah itu termasuk kedalam bujukan moral maka saya akan melakukan pengambilan keputusan yang mengandung unsur kebenaran. Namun apabila masalah atau kasus tersebut mengandung unsur dilema etika, maka ada beberapa hal yang akan saya lakukan , yaitu dengan  menggunakan 9 Langkah pengambilan dan pengujian keputusan :

1)    Mengenali bahwa apakah ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2)    Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3)    Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

4)    Pengujian benar atau salah

·         Uji Legal

Mempertanyakan kelegalannya yang menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah.

·         Uji Regulasi/Standar Profesional

Melihat bagaimana dalam aspek yang menjadi pertimbangan apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Kita tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi,, tapi kita akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.

·         Uji Intuisi

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini

·         Uji Halaman Depan Koran

Mempertimbangkan perasaan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat.

·         Uji Panutan/Idola

Dalam langkah ini, saya  akan membayangkan apa yang akan dilakukan, oleh seseorang yang merupakan panutan saya dalam mengambil sebuah keputusan.

5)    Pengujian Paradigma Benar lawan Benar,  dengan mempertimbangkan 4 Paradigma Pengambilan Keputusan yaitu

a.    Individu lawan masyarakat (individual vs community)

b.    Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

c.    Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

d.  Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

6)  Melakukan Prinsip Resolusi, dengan mempertimbangkan 3 Prinsip Pengambilan  Keputusan :

a.    Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

     Yaitu pengambilan keputusan yang dilakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan  orang

b.    Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Yaitu Pengambilan keputusan dengan mengikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan

c.    Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Yaitu memutuskan Sesuatu dengan pemikiran apa yang kita harapkan orang lain lakukan  terhadap diri kita.

 7)   Investigasi Opsi Trilema
        Melihat opsi kreatif yang bisa dilakukan dalam mengambil sebuah keputusan

 8)    Membuat Keputusan yang tepat 

 9)  Melihat lagi keputusan dan  Merefleksikan

Demikianlah beberapa langkah-langkah yang akan saya lakukan dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran 

·        Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Saya akan memulai menerapkan langkah-langkah tersebut sesegera mungkin, jika menemukan masalah atau kasus dilema etika dalam diri saya sendiri, pada murid-murid saya di dalam pembelajaran, kemudian saya akan mengembangkan ke komunitas lingkungan saya, yaitu komunitas praktis sekolah yang sudah kami bentuk, yang selanjutkanya diterapkan ke Komunitas Kelompok Kerja Guru  Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar (KKG PAI SD) tingkat Kecamatan dan Komunitas KKG PAI Kabupaten Deli Serdang secara umum, dimana saya sebagai ketua Komunitas di dalamnya. Dalam setiap pengambilan keputusan, saya akan berusaha konsisten dengan tahapan-tahapan tersebut agar dalam pengambilan keputusan bisa berjalan dengan tepat,efektif, baik dan benar.

·        Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif

Orang-orang yang akan menjadi pendamping saya dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu, Kepala Sekolah saya sebagai pimpinan di sekolah, rekan-rekan guru di sekolah, rekan-rekan pengurus KKG PAI, dan rekan-rekan CGP di Kabupaten Deli Serdang yang akan menjadi teman diskusi saya untuk menentukan apakah langkah-;langkah yang saya ambil telah tepat dan efektif

ARTIKEL REFLEKSI PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

    PGP-1-Kabupaten Deli Serdang-Suharianto-Aksi Nyata Paket Modul 3 Nama Program “Samusaman” (Satu Murid Satu Tanaman) Oleh : Suharianto Di...