Minggu, 27 Juni 2021

ARTIKEL REFLEKSI PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

   PGP-1-Kabupaten Deli Serdang-Suharianto-Aksi Nyata Paket Modul 3

Nama Program “Samusaman” (Satu Murid Satu Tanaman)

Oleh : Suharianto

Dibimbing Oleh Fasilitator Ibu Yetty Fatri Dewi

Pendamping Ibu H.Aisyah Hasibuan

A.  Peristiwa (Facts)

1.  Latar Belakang Tentang Stuasi yang dihadapi

Sekolah memiliki tujuh modal atau aset yang potensial, mulai dari aset manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan alam, modal finansial, modal politik, modal agama serta modal budaya, dan hal ini perlu dikembangkan agar aset-aset tersebut lebih benar-benar bisa berdampak pada murid dan dapat menjadi sarana serta pendorong dalam mencapai visi sekolah yaitu Terwujudnya peserta didik yang beriman dan bertakwa, berkarakter, berprestasi dan Peduli lingkungan.

Dalam rangka mewujudkan peserta didik yang peduli lingkungan, perlu pembiasaan dan pemahaman yang baik bagi murid dalam pemeliharaan tanaman, baik itu tanaman jenis bunga atau pohon buah-buahan yang bisa dimanfaatkan untuk memperindah lingkungan sekolah dan juga memupuk sikap tanggung jawab, mandiri dan peduli lingkungan dalam diri murid, maka perlu dilakukan sebuah program peduli lingkungan bagi murid-murid yaitu Program “SAMUSAMAN” (satu murid satu tanaman).

Pelaksanaan program Satu Murid Satu Tanaman (Samusaman) didasari oleh modal atau aset yang cukup baik yang ada di sekolah, terutama modal manusia, modal sosial dan modal lingkungan alam. Modal manusia, yaitu guru-guru yang berpengalaman dalam perawatan tanaman/bunga, murid-murid yang potensial dalam pelestarian lingkungan namun belum optimal muncul dalam pembiasaan sehari-hari dan perlu pemahaman yang baik serta pembiasaan dalam perawatan atau kepedulian terhadap lingkungan, dan kepala sekolah yang selalu peduli terhadap keindahan lingkungan, sedangkan modal sosial yaitu orang tua/wali murid yang selama ini selalu memberikan dukungan terhadap program-program sekolah demi untuk meningkatkan prestasi atau peningkatan karakter baik murid, sedangkan modal lingkungan sekolah juga cukup mendukung, karena masih banyak ditemukan tanaman bunga/buah-buahan di sekitar sekolah atau di rumah masing-masing murid, yang bisa dijadikan sarana untuk pembiasaan karakter baik murid dalam penerapan sikap tanggung jawab, mendiri dan peduli terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

2.        Pelaksanaan Aksi Nyata

Pelaksanaan Aksi Nyata Program Satu Murid Satu Tanaman (Samusaman) yang    dilaksanakan di UPT SPF SDN 105386 Tanjung Siporkis berjalan berkisar selama satu bulan, yaitu di bulan Juli tahun 2021. Adapun tahapan-tahapan yang saya lakukan  adalah sebagai berikut :

-          Merencanakan Program yang berdampak pada murid

-          Melakukan koordinasi dan komunikasi kepada kepala sekolah, rekan guru, orang tua murid terhadap program yang akan dilaksanakan

-          Memberikan pemahaman kepada murid kelas IV dan V SD tentang program yang akan dilaksanakan di sekolah serta tujuan atau manfaatnya bagi murid dan sekolah yaitu program “SAMUSAMAN” (Satu Murid satu Tanaman)

-          Melaksanakan Program kegiatan sesuai rencana dan waktu yang ditentukan

-          Pembagian Polibag/Pot kepada masing-masing murid (Kelas IV dan V)

-          Penanam tanaman (Boleh  Jenis tanaman bunga atau pohon buah-buahan) dalam Polibag atau Pot oleh masing-masing murid

-          Perawatan tanaman (bunga atau Pohon Buah), penyiraman bunga atau pemupukan) oleh masing-masing murid di rumahnya.

-          Monitoring dan Observasi terhadap kegiatan penanaman/perawatan tanaman di rumah murid.

-          Penyerahan tanaman murid kepada wali kelas/guru untuk ditanam dilingkungan di sekolah

-          Perawatan tanaman oleh masing-masing murid setiap harinya (penyiraman) di sekolah.

-  Memberikan reward terhadap murid-muird yang benar-benar merawat tanamannya dengan baik (dari hasil monitoring dan observasi)

-   Menyampaikan hasil observasi dan monitoring kepada rekan sejawat dan kepala sekolah.

-    Merefleksi dan mengevaluasi hasil program yang telah dijalankan dan memberikan perbaikan untuk berikutnya.

 

3.  Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan

Program Satu Murid Satu Tanaman (Samusaman) dilakukan bertujuan untuk menanamkan serta membiasakan murid dalam penerapan sikap tanggung jawab dalam menjalan tugas dan kewajiban, dalam hal ini dalam penanaman dan perawatan tanaman, serta pembiasaan sikap mandiri dan pembiasaan sikap kepedulian terhadap lingkungan.

Dari hasil monitoring dan observasi yang dilakukan, terlihat murid-murid sangat antusias dan senang dalam mengikuti dan menerapkan program ini, murid dari penjelasan tentang apa tujuan dan manfaat program ini dijalankan, pembagian polibag kepada masing-masing murid sebagai tempat untuk menanam tanaman, dilanjutkan dengan penaman tanaman bunga atau pohon buah-buahan oleh masing-masing murid, kemudian penyiraman/perawatan tanaman setiap harinya di rumah masing-masing murid agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan selanjutnya penyerahan tanaman tersebut kepada pihak sekolah yang diwakili oleh wali kelas masing-masing.

Sikap atau karakter tanggung jawab murid sudah terlihat dalam diri murid, selama mengikuti program ini, yaitu pada saat murid bersedia menanam serta merawat tanamannya denganb baik di sekitar rumahnya masing-masing berkisar kurang lebih dua minggu lamanya. Sikap mandiri juga sudah terlihat ketika murid mandiri dalam menanam tanamannya, menyiramnya setiap hari tanpa harus disuruh guru atau orang tua, walaupun masih ada beberapa orang murid yang harus diingatkan oleh orang tunya dalam menyiram tanaman setiap harinya. Begitu pula sikap peduli lingkungan murid juga sudah terlihat dalam diri murid, ketika murid bersedia merawat tanamannya masing-masing baik di rumah atau di sekolah dan juga bersedia memberikan tanamannya tersebut kepada pihak sekolah yang diperuntukkan untu memperindah lingkungan sekolah dan membuat sekolah menjadi berseri.

Selanjutnya di akhir program, saya sebagai penangunggung jawab program, melaporkan kepada rekan-rekan guru dan kepala sekolah terkait hasil atau temuan dari pelaksanaan program yang berdampak pada murid yaitu program Satu Murid Satu Tanaman ini (Samusaman) dan meminta saran atau masukan dari mereka (Rekan-rekan guru dan kepala Sekolah) agar program ini bisa berjalan dengan baik kedepannya, dan berharap program ini bisa terus dipertahankan penerapannya, agar bisa menjadikan murid-murid yang berkaarakter baik, berprestasi dan peduli lingkungannya.

Dari hasil observasi juga terlihat bahwa sebagian besar orang tua/wali murid sangat mendukung program ini, dimana orang tua juga ikut andil mengamati tanaman anak, mengingatkan anak apakah tanamannya sudah disiram atau belum setiap harinya. Kemudian orang tua juga menemani anaknya untuk mengantarkan hasil tanamannya ke sekolah untuk di serahkan kepada pihak sekolah untuk memperindah lingkungan sekolah.

B.  Perasaan (Feelings)

      Dalam melaksanakan program Satu Murid Satu Tanaman (Samusaman) awalnya saya merasa ragu hal ini bisa berjalan dengan baik, karena dilaksanakan dimasa pandemic dan juga harus melibatkan banyak pihak, mulai dari rekan-rekan guru sejawat, kepala sekolah, murid-murid, hingga orang tua/atau wali murid, namun setelah program mulai berjalan saya merasa sangat bangga kepada anak-anak murid karena mereka anstusias mengikuti dan menjalan program ini dari awal hingga selesai, kepala sekolah dan rekan –rekan guru juga mendukung penerapan program ini, bahkan orang tua siswa sebagian besar juga mendukung terlaksanakan program ini.

Pada saat melihat murid mulai menanam dan merawat tanamannya secara mandiri disekitar rumahnya masing-masing dan penuh rasa tanggung jawab dalam perawatnnya (murid mengirimkan foto proses penanam dan perawatan dari Aplikasi Whatsapp), mucul perasaan senang dan bangga pada setiap murid, karena tujuan dari pelaksanan program ini bisa tercapai, walaupun harus terus dikembangkan, dibiasakan dan ditingkatkan agar bisa menjadi sebuah karakter baik yang konsisten.

Setelah melaksanakan program ini, ada juga perasaan dan kepercayaan diri untuk dapat mengembangkan program ini pada semua murid an di semua kelas yaitu kelas 1 s.d 6, yang sebelumnya hanya pada kelas 4 dan 5. Pada tahap berikutnya bisa menerapkan pada semua siswa atau semua tingktan/kelas di sekolah kami dan bisa memperbaiki pelaksanaan program kedepannya.

C.  Pembelajaran (Findings)

Pembelajaran yang bisa saya dapat dari penerapan program ini yaitu:

1.     Program yang berdampak pada murid akan bisa dilaksanakan dengan baik jika ada kerjasama yang baik dengan semua pihak (Kepala Sekolah, guru, murid dan orang tua/wali murid)

2.    Observasi dan monitoring perlu dilakukan dalam upaya mengawasi, mendorong dan mengontrol sebuah program sekolah apakah program tersebut berjalan dengan baik atau perlu dikoreksi atau diperbaiki.

3.    Untuk menggerakkan orang lain seperti guru rekan sejawat, murid atau orang tua murid diperlukan komunikasi yang baik serta pemberian keteladanan atau contoh yang positif, dan ini terus dilatih dan dibiasakan agar bisa lebih profesioanl kedepannya mampu menggerakkan orang yang lebih banyak dan bisa memberikan perubahan positif yang lebih besar dalam penerapan program yang berdampak pada murid.

4.    Membuat perubahan itu tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar, namun bisa dilakukan dari sesuatu yang kecil dan mudah dilaksanakan, namun apabila perubahan yang kecil itu bisa konsisten diterapkan akan membawa perubahan yang besar juga, seperti halnya program Samusaman ini, jika murid sudah terbiasa dan konsisten untuk merawat dan menjaga tanaman dengan baik setiap harinya, maka akan dapat mewujudkan karakter dalam diri murid dan lingkungan sekolah yang indah.

5.  Pelaporan hasil kegiatan program kepada kepala sekolah atau rekan guru di sekolah perlu dilakukan, untuk dapat mengukur apakah kegiatan dapat berhasil berjalan sesuai dengan perencanaan atau tidak, serta dapat menerima saran atau masukan positif dari semua pihak untuk perbaikan program di masa yang akan datang.

6. Sikap Peduli lingkungan (menyiram atau merawat tanaman) di lingkungan sekolah yang sebelumnya hanya dilakukan oleh beberapa murid saja, namun pada penerapan program “Samusaman” ini hampir semua siwa bersedia menanam dan merawat tanamannya dengan baik, karena mulai dari proses perencanaan program sampai pelaporan program dilakukan dengan sistematis dan menggunakan strategi Monitoring, Evaluasi, Learning dan Reporting (MELR). Dan adapun satu dua orang murid yang belum melakukan program penanam dan perawatan tanaman akan dilakukan evaluasi dan pendekatan lebih kepada mereka, serta mengkomunikasikan dengan orang tuanya, agar terwujud kerjasama yang baik antara pihak sekolah (guru) dengan orang tua murid dalam upaya pembinaan karakter dan peningkatan prestasi belajar murid.

7. Pengalaman dalam penerapan program “Samusaman” ini sangat bermanfaat untuk bisa merancang program-program lainnya yang berdampak pada murid yang lebih baik pada waktu yang akan datang.

D.  Penerapan ke depan (Future)

Setelah melaksanakan aksi nyata pada modul 3.3. ini tentunya ada beberapa hal yang perlu perbaikan kedepannya, yaitu :

1) Meningkatkan komunikasi dan kerjasama dalam team program di sekolah, sehingga semua pihak bisa berperan aktif secara penuh atas perannya masing-masing,

2)   Komunikasi dan pendekatan yang lebih baik kepada orang tua/wali murid agar para orang tua bisa lebih mendukung  penerapan program-program sekolah yang berpihak pada murid, dan mendorong pembiasaan karakter khususnya sikap tanggung jawab, sikap mandiri dan peduli lingkungan serta sikap positif  lainnya di lingkungan sekolah dan di rumah masing-masing.

3) Pendekatan terhadap beberapa orang murid yang pasif atau terkendala dalam penerapan program, sehingga semua murid diharapkan bisa berperan aktif dalam pelaksanaan program dan mendapatkan manfaat yang lebih besar dalam peningkatan prestasi dan perbaikan karakter yang lebih baik.

4) Terus melakukan refleksi dan evaluasi serta melakukan perbaikan kedepannya dalam penerapan program-program yang benar-benar bisa berdampak pada murid



Lampiran Foto Kegiatan Aksi Nyata Modul 3.3



























Rabu, 02 Juni 2021

3.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Oleh : Suharianto
Dibimbing: Fasilitator : 31-YETTY FATRI DEWI
Pendamping : 103-H. Aisyah Hasibuan

 

Hal-hal menarik yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan bagaimana benang merah yang bisa Anda tarik dari keterkaitan antar materi yang di berikan dalam modul 3.3?

Saya mendapatkan pengalaman baru dan wawasan yang lebih luas dalam merencanakan sebuah program yang berdampak pada murid, mulai dari dari perencanaan program, manajemen resiko, monitoring dan evaluasi, pembelajaran sampai pelaporan program. Saya Juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun sebuah program yang berpihak pada murid dengan menggunakan Tahapan BAGJA dan memanfaatkan asset atau modal yang dimiliki sekolah. Dan Benang merah dari keterkaitan antar materi yang ada dalam modul 3.3 ini adalah sebagai seorang pendidik diharapkan dapat memahami bentuk-bentuk perencanaan dan pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid dengan mempertimbangkan tahapannya (BAGJA), manajemen resiko, monitoring dan evaluasi, pembelajaran sampai pelaporannya.

a.  Manajemen Risiko

Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah manajemen pendidikan yang dilakukan sekolah untuk mengembangkan mutu sekolah, manajemen risiko merupakan salah satu hal  wajib yang harus dilakukan dalam merencanakan program sekolah. Manajemen risiko haruslah menjadi satu kesatuan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan sistem manajemen di sekolah. Labombang (2011: 39) berpendapat bahwa walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana. Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:

1.     Risiko Strategis,  merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan

2.    Risiko Keuangan, merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset

3.    Risiko operasional, merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen

4.    Risiko pemenuhan, merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku

5.    Risiko Reputasi, merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga. (Princewatercoper, 2003)

Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:

1.     identifikasi jenis risiko, 

2.    pengukuran risiko, 

3.    melakukan strategi dalam pengendalian risiko 

4. melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan 

b. MELR:

1.     MONITORING DAN EVALUASI (Monitoring and Evaluation)

Monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung tercapainya suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan. Kertsy Hobson, dkk (2013) dalam buku yang berjudul “A Step by Step Guide to Monitor and Evaluation”, Hobson dkk menjelaskan bahwa monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program. Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang independen.


2.    PEMBELAJARAN (Learning)

Dr Roger Greenaway seoarang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancang kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model.


3.    Keempat F adalah:

Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi

Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi

Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut

Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan


4.    LAPORAN (Reporting)

Menurut Himstreet, et al. (1983), laporan adalah pesan yang disampaikan secara sistematis dan objektif yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu bagian organisasi kepada bagian lain atau lembaga lain untuk membantu pengambilan keputusan atau memecahkan persoalan.

Pada umumnya laporan digunakan untuk menyampaikan tujuan yang bersifat umum sebagai berikut:

1.     Memantau dan mengendalikan suatu kegiatan. 

2.    Membantu mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan 

3.    Memenuhi persyaratan.

4.    Mendokumentasikan kegiatan

5.    Merupakan pedoman untuk persoalan tertentu

     Fungsi Laporan

1.     Pertanggungjawaban dan pengawasan

2.    Penyampaian informasi

3.    Bahan pengambilan keputusan Dalam pelaksanaan manajemen

4.    Sebagai salah satu alat untuk memperluas ide dan tukar-menukar pengalaman.

Syarat-syarat laporan agar laporan yang dibuat dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti maka laporan tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Laporan mencerminkan Isi laporan. isi laporan harus dapat dimengerti dan dapat memenuhi keinginan yang memintanya maka laporan harus memuat informasi yang benar dan objektif.. Kebenaran dari informasi tersebut sangat penting karena hal tersebut sangat berkaitan dengan pengambilan keputusan. Bila informasi dalam laporan tersebut tidak benar maka keputusan yang diambil pun akan salah. 

Laporan harus langsung pada sasaran. Perlu disadari bahwa pimpinan mempunyai   waktu yang sangat terbatas. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, hendaknya kita harus mengusahakan agar laporan yang kita buat tidak terlalu panjang sehingga tidak terlalu menyaporan harus diusahakan singkat, tepat, padat, dan jelas serta langsung mengenai persoalannya. 

Laporan harus lengkap. Kelengkapan suatu laporan banyak ditentukan oleh kemampuan penyusun dalam mengorganisir data yang mencakup semua segi masalah yang dilaporkan. Penyajian dalam bentuk uraian akan lebih lengkap kalau ditunjang dengan supporting data (data penunjang) misalnya, data statistik, grafik, skema, dan sebagainya. 

Laporan harus tegas dan konsisten. Laporan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak memberikan kesempatan timbulnya masalah atau persoalan baru. Ini berarti bahwa uraian yang dikemukakan harus tegas dan konsisten antara bagian laporan yang satu dengan bagian yang lainnya. 

Laporan harus tepat pada waktunya. Agar pimpinan dapat menentukan kebijaksanaan selanjutnya dan dapat menyelesaikan masalah dengan benar maka ketepatan waktu penyampaian laporan harus benar-benar diperhatikan. Laporan harus diusahakan secepat-cepatnya dibuat dan disampaikan kepada pimpinan. Tidak tepatnya waktu penyampaian suatu laporan berarti tindakan korektif yang harus diambil ataupun follow up-nya akan mengalami keterlambatan. Hal ini akan mengakibatkan hal yang negatif pada organisasi.

c. Tahapan BAGJA

1.     Buat pertanyaan utama sebagai penentu arah penelurusan terkait perubahan yang kita inginkan,

2.    Ambil pelajaran ini, dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan menuntun mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur yang berbeda maupun sama.

3.    Gali mimpi bersama, dalam tahapan ini komunitas sekolah akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi.

4.    Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang diinginkan. Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan.  Ketika perencanaan awal kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan rencana agar lebih konkret.

5.    Atur Eksekusi, tahapan ini membantu transformasi rencana menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan2 yang dapat membantu memutuskan peran dan  kesepakatan-kesepakatan pelaksanaan .

Apakah kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid? 

Keterkaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yaitu Pemetan Sumber Daya yang ada disekolah perlu dilakukan dalam memaksimalkan program-program sekolah yang berdampak pada murid, minimal 7 aset/modal yang ada di sekolah, mulai dari modal manusia, modal sosial, modal politik, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik Modal Agama dan Budaya. Selanjutnya setelah dipetakan aset-aset tersebut, guru atau sekolah bisa membuat atau merencanaan sebuah program yang berpihak pada murid dengan memaksimalkan modal atau aset yang ada di sekolah. Dengan memaksimalkan aset yang ada dan menyusun program sekolah dengan Tahapan Bagja (Buat Rencana, Ambil Pelajaran, Jabarkan Rencana, dan atur eksekusi) akan menjadikan program sekolah akan bisa berjalan dengan efektif dan efesien.

 Adakah materi dalam modul lain/paket modul lain yang berhubungan dengan materi dalam modul 3.3. ini? Jabarkanlah jika ada. 

Keterkaiatan materi dalam modul lain/paket modul lain yang berhubungan dengan materi dalam modul 3.3 yaitu :

Pada  Modul 1.1. (Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara) Menurut KHD Bahwa Maksud Pendidikan adalah  menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat. Ini mengandung pesan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebai manusia maupun anggota masyarakat. Dan ini sejalan dengan konsep pengelolaan program yang berdampak pada murid, dimana dalam penyusunan sebuah program di sekolah harus benar-benar berdampak pada murid, dan karena murid merupakan bagian dari masyarakat, maka sebaiknya dalam pelaksanaan program harus memperhatikan aset yang dimiliki sekolah, diantaranya adalah aset social yang berkaitan dengan dukungan orang tua atau masyarakat dan selanjutnya dalam pelaksanaan Monitoring, Evaluasi, Pembelajaran atau Laporan juga melibatkan pihak eksternal/masyarakat agar hasil yang diperoleh  bisa efektif.

Keterkaitan dengan  Modul 1.2 (Nilai dan Peran Guru Penggerak). Ada beberapa Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak,  Mulai dari Nilai Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif dan Berpihak pada murid dan Perannya adalah mendorong peningkatan prestasi , bakat dan minat murid, mengajar degan kreatif, mengembangkan diri secara aktif, mendorong tumbuh kembannya murid secara holistic dan menjadi teladan dana gen transformasi bagi ekosistem, dan hal ini sangat berkataitan dengan modul 3.3, karena dalam proses pengelolaan program yang berdampak pada murid yaitu dengan menerapkan nilai-nilai dan peran sebagai guru penggerak, sehingga nilai dan peran tersebut bisa dijalankan dengan baik untuk mencapai program yang berpihak pada murid.

Keterkaitan dengan Modul 1.3, yaitu Untuk mencapai visi dan misi sekolah, sebagai guru penggerak  hendaknya berinisiatif dalam komunitas di sekolah berkolaborasi dengan warga sekolah untuk melakukan perubahan yang lebih baik yang berbasis  aset/modal/potensi yang ada di sekolah untuk mengemabngakan visi pribadi, memetakan kekuatan dalam diri dan potensi murid dan merencanakan dan mengelolah strategi perubahan.

Keterkaitan dengan modul 1.4 yaitu penerapan budaya positif di sekolah akan bisa diterapkan dengan efektif jika di awali dengan cara berfikir positif terkait potensi/kekuatan/aset yang dimiliki, sehingga hal-hal yang positif tersebut akan bisa menjadi kebiasaan hal baik atau budaya positip di sekolah dan tentunya ini akan mendukung dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid.

Keterkaitan dengan Modul 2.1, Yaitu Pemimpin pembelajaran dalam pengeloaan pembelajaran di kelas harus berdifferensiasi, yaitu harus mempertimbangkan kesiapan belajar murid, minat dan profil belajarnya, dan mendesaian pengalaman belajar yang bermakna, menantang dan relevan sehingga produk, proses dan konten materi pembelajaran yang diberikan sesuai dengan potensi/bakat/aset yang dimiliki oleh masih-masing murid. Dan ini tentunya sangat berkaitan dengan pengelolaan program-program yang dilaksanakan disekolah juga harus mempertimbangkan minat dan bakat atau profil belajar siswa, sehingga semuanya bisa berkembang sesuai dengan kodratnya.

Keterkaiatan dengan Modul 2.2. Yaitu Pemimpin pembelajaran dalam pengeloaan pembelajaran di kelas juga harus mengembangkan kompetensi sosial emosional yang ada dalam diri murid, mulai keterampilan resiliensi (daya lenting), pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, Kesadaran diri (pengenalan emosi),  dan  Pengelolaan Diri (Pengelolaan emosi dan focus) serta Kesadaran Sosial (empati), sehingga potensi/aset/bakat yang berkembang dalam diri murid akan menghasilakan karakter yang positif atau baik. Dan kaitannya dengan modul 3.3. ini adalah dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid juga harus berupaya mengembangkan kompetensi social emosional yang dimiliki murid, agar murid menjadi manusia yang berkarakter baik.

Keterkaiatan dengan Modul 2.3. yaitu dengan menggunakan proses coaching yang dilakukan coach (guru) kepada Coachee (murid), akan menjadikan murid dapat mengembangkan potensi positif/bakat/aset yang ada dalam dirinya untuk menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapinya. dan kaitannya dengan modul 3.3. yaitu dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, bisa juga melakukan proses coaching di dalamnya, baik terhadap murid maupun terhadap warga sekolah sehingga program benar-benar berpihak pada murid dengan mengoptimalkan potensi atau kekuatan yang dimiliki murid atau sekolah.

Keterkaitan dengan Modul 3.1, Keberhasilan seorang pemimpin dalam Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran yang efektif, tentunya  secara langsung atau tidak langsung untuk mewujudkan kualiatas pendidikan yang lebih baik, sehingga dalam pertimbangannya  harus di dadasari dengan pertimbangan yang tepat.Dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, harus mempertimbangkan beberapa hal, mulai dari melihat apakah kasus yang akan diambil keputusan atau kebijakan tersebut termasuk unsur dilema etika atau bujukan moral, jika itu masalah itu termasuk kedalam bujukan moral maka saya akan melakukan pengambilan keputusan yang mengandung unsur kebenaran. Namun apabila masalah atau kasus tersebut mengandung unsur dilema etika, maka ada beberapa hal yang akan saya lakukan , yaitu dengan  menggunakan 9 Langkah pengambilan dan pengujian keputusan : 1) Mengenali bahwa apakah ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini. 2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. 3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. 4) Pengujian benar atau salah. 5)Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. 6) Melakukan Prinsip Resolusi dengan mempertimbangkan 3 Prinsip   Pengambilan  Keputusan. 7)Investigasi Opsi Trilema. 8) Membuat Keputusan yang tepat dan 9) Melihat lagi keputusan dan  Merefleksikan.

Dan kaitannya dengan modul 3.3, yaitu apakah langkah-langkah yang diambil dalam mengambil sebuah kebijakan atau keputusan di sekolah benari-benar berpihak pada murid atau belum, jika sudah berpihak pada murid maka hal ini akan membantu memperlancar program disekolah  dan ini sejalan  proses pengolaan program yang berdampak pada murid yang ada di sekolah.

Keterkaitan dengan Modul 3.2. (Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya). Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, perlu melakukan pemetaan terhadap 7 aset/modal yang ada di sekolah ,mulai dari mulai dari modal manusia, modal sosial, modal politik, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik Modal Agama dan Budaya. Dengan memaksimalkan aset/modal yang ada disekolah yang sudah dipetakan, hal ini mempermudah dalam menyusun program sekolah dengan Tahapan Bagja (Buat Rencana, Ambil Pelajaran, Jabarkan Rencana, dan atur eksekusi). Dan ini akan akan memaksimalkan Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid untuk bisa terealisasi dengan baik.

Bagaimana kaitan dari semua materi tersebut dengan peran Anda sebagai guru penggerak?

Kaitan dari semua materi dalam modul dan peran sebagai guru penggerak adalah sebagai guru penggerak harus mengembangkan nilai-nilai yang ada, Mulai Nilai Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif dan Berpihak pada murid serta berperan dalam mendorong peningkatan prestasi , bakat dan minat murid, mengajar degan kreatif, mengembangkan diri secara aktif, mendorong tumbuh kembannya murid secara holistic dan menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem, sehingga hal ini akan mewujudkan lingkungan pembelajaran yang merdeka belajar, berpihak pada murid dengan harapan dapat mengasilkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila yaitu Murid yang:

1.     Beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa

2.    Mandiri

3.    Bernalar Kritis

4.    Berkebinekaan global

5.    Kreatif

6.  Bergotong royong

ARTIKEL REFLEKSI PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

    PGP-1-Kabupaten Deli Serdang-Suharianto-Aksi Nyata Paket Modul 3 Nama Program “Samusaman” (Satu Murid Satu Tanaman) Oleh : Suharianto Di...