Oleh : Suharianto
Dibimbing: Fasilitator : 31-YETTY FATRI DEWI
Pendamping : 103-H. Aisyah Hasibuan
Hal-hal menarik yang
dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan bagaimana benang merah
yang bisa Anda tarik dari keterkaitan antar materi yang di berikan dalam modul
3.3?
Saya mendapatkan pengalaman baru
dan wawasan yang lebih luas dalam merencanakan sebuah program yang berdampak
pada murid, mulai dari dari perencanaan program, manajemen resiko, monitoring
dan evaluasi, pembelajaran sampai pelaporan program. Saya Juga mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun sebuah program yang berpihak pada
murid dengan menggunakan Tahapan BAGJA dan memanfaatkan asset atau modal yang
dimiliki sekolah. Dan Benang merah dari keterkaitan antar materi yang ada dalam
modul 3.3 ini adalah sebagai seorang pendidik diharapkan dapat memahami
bentuk-bentuk perencanaan dan pengelolaan program sekolah yang berdampak pada
murid dengan mempertimbangkan tahapannya (BAGJA), manajemen resiko, monitoring
dan evaluasi, pembelajaran sampai pelaporannya.
a. Manajemen Risiko
Dalam dunia pendidikan kita
mengenal istilah manajemen pendidikan yang dilakukan sekolah untuk
mengembangkan mutu sekolah, manajemen risiko merupakan salah satu hal
wajib yang harus dilakukan dalam merencanakan program sekolah. Manajemen risiko
haruslah menjadi satu kesatuan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan
sistem manajemen di sekolah. Labombang (2011: 39) berpendapat bahwa walaupun
suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung
ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana. Risiko
merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi.
beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:
1.
Risiko Strategis,
merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan
2.
Risiko Keuangan, merupakan
risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset
3.
Risiko operasional,
merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen
4.
Risiko pemenuhan,
merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal
untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku
5.
Risiko Reputasi, merupakan
risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga. (Princewatercoper, 2003)
Adapun
tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:
1. identifikasi jenis risiko,
2. pengukuran risiko,
3. melakukan strategi dalam pengendalian risiko
4. melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan
b. MELR:
1.
MONITORING DAN EVALUASI
(Monitoring and Evaluation)
Monitoring
dan evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung
tercapainya suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan. Kertsy
Hobson, dkk (2013) dalam buku yang berjudul “A Step by Step Guide to Monitor
and Evaluation”, Hobson dkk menjelaskan bahwa monitoring adalah proses
menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program.
Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek
atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai
luar yang independen.
2.
PEMBELAJARAN (Learning)
Dr
Roger Greenaway seoarang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator
merancang kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model.
3.
Keempat F adalah:
Fact
(Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi
Feeling
(Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi
Finding
(Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut
Future
(Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan
4.
LAPORAN (Reporting)
Menurut
Himstreet, et al. (1983), laporan adalah pesan yang disampaikan secara
sistematis dan objektif yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu
bagian organisasi kepada bagian lain atau lembaga lain untuk membantu
pengambilan keputusan atau memecahkan persoalan.
Pada
umumnya laporan digunakan untuk menyampaikan tujuan yang bersifat umum sebagai
berikut:
1.
Memantau dan mengendalikan
suatu kegiatan.
2.
Membantu
mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan
3.
Memenuhi persyaratan.
4.
Mendokumentasikan kegiatan
5.
Merupakan pedoman untuk
persoalan tertentu
Fungsi Laporan
1.
Pertanggungjawaban dan
pengawasan
2.
Penyampaian informasi
3.
Bahan pengambilan
keputusan Dalam pelaksanaan manajemen
4.
Sebagai salah satu alat
untuk memperluas ide dan tukar-menukar pengalaman.
Syarat-syarat laporan agar
laporan yang dibuat dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti maka laporan
tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Laporan mencerminkan Isi laporan. isi
laporan harus dapat dimengerti dan dapat memenuhi keinginan yang memintanya
maka laporan harus memuat informasi yang benar dan objektif.. Kebenaran dari
informasi tersebut sangat penting karena hal tersebut sangat berkaitan dengan
pengambilan keputusan. Bila informasi dalam laporan tersebut tidak benar maka
keputusan yang diambil pun akan salah.
Laporan harus langsung pada
sasaran. Perlu disadari bahwa pimpinan mempunyai waktu yang sangat
terbatas. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, hendaknya kita harus
mengusahakan agar laporan yang kita buat tidak terlalu panjang sehingga tidak
terlalu menyaporan harus diusahakan singkat, tepat, padat, dan jelas serta langsung
mengenai persoalannya.
Laporan harus lengkap. Kelengkapan
suatu laporan banyak ditentukan oleh kemampuan penyusun dalam mengorganisir
data yang mencakup semua segi masalah yang dilaporkan. Penyajian dalam bentuk
uraian akan lebih lengkap kalau ditunjang dengan supporting data (data
penunjang) misalnya, data statistik, grafik, skema, dan sebagainya.
Laporan harus tegas dan konsisten. Laporan
hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak memberikan kesempatan timbulnya
masalah atau persoalan baru. Ini berarti bahwa uraian yang dikemukakan harus
tegas dan konsisten antara bagian laporan yang satu dengan bagian yang
lainnya.
Laporan harus tepat pada waktunya. Agar
pimpinan dapat menentukan kebijaksanaan selanjutnya dan dapat menyelesaikan
masalah dengan benar maka ketepatan waktu penyampaian laporan harus benar-benar
diperhatikan. Laporan harus diusahakan secepat-cepatnya dibuat dan disampaikan
kepada pimpinan. Tidak tepatnya waktu penyampaian suatu laporan berarti
tindakan korektif yang harus diambil ataupun follow up-nya akan mengalami
keterlambatan. Hal ini akan mengakibatkan hal yang negatif pada organisasi.
c. Tahapan BAGJA
1.
Buat pertanyaan utama
sebagai penentu arah penelurusan terkait perubahan yang kita inginkan,
2.
Ambil pelajaran ini,
dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan menuntun
mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur
yang berbeda maupun sama.
3.
Gali mimpi bersama, dalam
tahapan ini komunitas sekolah akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang
diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan diperlukan
pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi.
4.
Jabarkan rencana untuk
mencapai gambaran yang diinginkan. Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan
yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan. Ketika perencanaan
awal kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan rencana
agar lebih konkret.
5.
Atur Eksekusi, tahapan ini
membantu transformasi rencana menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan2 yang dapat
membantu memutuskan peran dan kesepakatan-kesepakatan pelaksanaan .
Apakah kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program
sekolah yang berdampak pada murid?
Keterkaitan antara pemetaan
sumber daya dengan perencanaan program sekolah yaitu Pemetan Sumber Daya yang
ada disekolah perlu dilakukan dalam memaksimalkan program-program sekolah yang
berdampak pada murid, minimal 7 aset/modal yang ada di sekolah, mulai dari
modal manusia, modal sosial, modal politik, modal fisik, modal lingkungan/alam,
modal finansial, modal politik Modal Agama dan Budaya. Selanjutnya setelah
dipetakan aset-aset tersebut, guru atau sekolah bisa membuat atau merencanaan
sebuah program yang berpihak pada murid dengan memaksimalkan modal atau aset
yang ada di sekolah. Dengan memaksimalkan aset yang ada dan menyusun program
sekolah dengan Tahapan Bagja (Buat Rencana, Ambil Pelajaran, Jabarkan Rencana,
dan atur eksekusi) akan menjadikan program sekolah akan bisa berjalan dengan
efektif dan efesien.
Adakah materi dalam modul lain/paket modul lain yang berhubungan dengan materi dalam modul 3.3. ini? Jabarkanlah jika ada.
Keterkaiatan materi dalam modul lain/paket modul
lain yang berhubungan dengan materi dalam modul 3.3 yaitu :
Pada Modul
1.1. (Refleksi
Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara) Menurut KHD Bahwa Maksud
Pendidikan adalah menuntun segala kodrat
yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat. Ini
mengandung pesan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan baik sebai manusia maupun anggota masyarakat. Dan ini sejalan
dengan konsep pengelolaan program yang berdampak pada murid, dimana dalam
penyusunan sebuah program di sekolah harus benar-benar berdampak pada murid,
dan karena murid merupakan bagian dari masyarakat, maka sebaiknya dalam
pelaksanaan program harus memperhatikan aset yang dimiliki sekolah, diantaranya
adalah aset social yang berkaitan dengan dukungan orang tua atau masyarakat dan
selanjutnya dalam pelaksanaan Monitoring, Evaluasi, Pembelajaran atau Laporan
juga melibatkan pihak eksternal/masyarakat agar hasil yang diperoleh bisa efektif.
Keterkaitan dengan Modul 1.2 (Nilai dan Peran Guru Penggerak).
Ada beberapa Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak, Mulai dari Nilai Mandiri, Reflektif,
Kolaboratif, Inovatif dan Berpihak pada murid dan Perannya adalah mendorong
peningkatan prestasi , bakat dan minat murid, mengajar degan kreatif,
mengembangkan diri secara aktif, mendorong tumbuh kembannya murid secara
holistic dan menjadi teladan dana gen transformasi bagi ekosistem, dan hal ini
sangat berkataitan dengan modul 3.3, karena dalam proses pengelolaan program
yang berdampak pada murid yaitu dengan menerapkan nilai-nilai dan peran sebagai
guru penggerak, sehingga nilai dan peran tersebut bisa dijalankan dengan baik
untuk mencapai program yang berpihak pada murid.
Keterkaitan dengan Modul 1.3, yaitu Untuk mencapai
visi dan misi sekolah, sebagai guru penggerak hendaknya berinisiatif dalam komunitas di
sekolah berkolaborasi dengan warga sekolah untuk melakukan perubahan yang lebih
baik yang berbasis aset/modal/potensi
yang ada di sekolah untuk mengemabngakan visi pribadi, memetakan kekuatan dalam
diri dan potensi murid dan merencanakan dan mengelolah strategi perubahan.
Keterkaitan dengan modul 1.4 yaitu penerapan
budaya positif di sekolah akan bisa diterapkan dengan efektif jika di awali
dengan cara berfikir positif terkait potensi/kekuatan/aset yang dimiliki,
sehingga hal-hal yang positif tersebut akan bisa menjadi kebiasaan hal baik
atau budaya positip di sekolah dan tentunya ini akan mendukung dalam
pengelolaan program yang berdampak pada murid.
Keterkaitan dengan Modul 2.1, Yaitu Pemimpin pembelajaran
dalam pengeloaan pembelajaran di kelas harus berdifferensiasi, yaitu harus
mempertimbangkan kesiapan belajar murid, minat dan profil belajarnya, dan
mendesaian pengalaman belajar yang bermakna, menantang dan relevan sehingga
produk, proses dan konten materi pembelajaran yang diberikan sesuai dengan
potensi/bakat/aset yang dimiliki oleh masih-masing murid. Dan ini tentunya
sangat berkaitan dengan pengelolaan program-program yang dilaksanakan disekolah
juga harus mempertimbangkan minat dan bakat atau profil belajar siswa, sehingga
semuanya bisa berkembang sesuai dengan kodratnya.
Keterkaiatan dengan Modul 2.2.
Yaitu Pemimpin pembelajaran dalam pengeloaan pembelajaran di kelas juga harus
mengembangkan kompetensi sosial emosional yang ada dalam diri murid, mulai
keterampilan resiliensi (daya lenting), pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab, Kesadaran diri (pengenalan emosi),
dan Pengelolaan Diri (Pengelolaan
emosi dan focus) serta Kesadaran Sosial (empati), sehingga potensi/aset/bakat
yang berkembang dalam diri murid akan menghasilakan karakter yang positif atau
baik. Dan kaitannya dengan modul 3.3. ini adalah dalam pengelolaan program yang
berdampak pada murid juga harus berupaya mengembangkan kompetensi social
emosional yang dimiliki murid, agar murid menjadi manusia yang berkarakter
baik.
Keterkaiatan dengan Modul 2.3.
yaitu dengan menggunakan proses coaching yang dilakukan coach (guru) kepada
Coachee (murid), akan menjadikan murid dapat mengembangkan potensi
positif/bakat/aset yang ada dalam dirinya untuk menjadi solusi dari
permasalahan yang dihadapinya. dan kaitannya dengan modul 3.3. yaitu dalam
pengelolaan program yang berdampak pada murid, bisa juga melakukan proses
coaching di dalamnya, baik terhadap murid maupun terhadap warga sekolah
sehingga program benar-benar berpihak pada murid dengan mengoptimalkan potensi
atau kekuatan yang dimiliki murid atau sekolah.
Keterkaitan dengan Modul 3.1,
Keberhasilan seorang pemimpin dalam Pengambilan
Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran yang efektif, tentunya secara langsung atau tidak langsung untuk
mewujudkan kualiatas pendidikan yang lebih baik, sehingga dalam
pertimbangannya harus di dadasari dengan
pertimbangan yang tepat.Dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran, harus mempertimbangkan beberapa hal, mulai dari melihat apakah
kasus yang akan diambil keputusan atau kebijakan tersebut termasuk unsur dilema
etika atau bujukan moral, jika itu masalah itu termasuk kedalam bujukan moral
maka saya akan melakukan pengambilan keputusan yang mengandung unsur kebenaran.
Namun apabila masalah atau kasus tersebut mengandung unsur dilema etika, maka
ada beberapa hal yang akan saya lakukan , yaitu dengan menggunakan
9 Langkah pengambilan dan pengujian keputusan : 1) Mengenali
bahwa apakah ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini. 2) Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi ini. 3) Kumpulkan fakta-fakta yang
relevan dengan situasi ini. 4) Pengujian benar atau salah. 5)Pengujian
Paradigma Benar lawan Benar. 6) Melakukan Prinsip Resolusi
dengan mempertimbangkan 3 Prinsip
Pengambilan Keputusan. 7)Investigasi Opsi Trilema. 8) Membuat
Keputusan yang tepat dan 9) Melihat lagi keputusan dan Merefleksikan.
Dan kaitannya dengan modul 3.3,
yaitu apakah langkah-langkah yang diambil dalam mengambil sebuah kebijakan atau
keputusan di sekolah benari-benar berpihak pada murid atau belum, jika sudah
berpihak pada murid maka hal ini akan membantu memperlancar program disekolah dan ini sejalan proses pengolaan program yang berdampak pada
murid yang ada di sekolah.
Keterkaitan dengan Modul 3.2. (Pemimpin
dalam Pengelolaan Sumber Daya). Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan
sumber daya, perlu melakukan pemetaan terhadap 7 aset/modal yang ada di sekolah
,mulai dari mulai dari modal manusia, modal sosial, modal politik, modal fisik,
modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik Modal Agama dan Budaya.
Dengan memaksimalkan aset/modal yang ada disekolah yang sudah dipetakan, hal
ini mempermudah dalam menyusun program sekolah dengan Tahapan Bagja (Buat
Rencana, Ambil Pelajaran, Jabarkan Rencana, dan atur eksekusi). Dan ini akan
akan memaksimalkan Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid untuk bisa
terealisasi dengan baik.
Bagaimana kaitan dari semua materi tersebut dengan peran Anda
sebagai guru penggerak?
Kaitan dari semua materi dalam
modul dan peran sebagai guru penggerak adalah sebagai guru penggerak harus
mengembangkan nilai-nilai yang ada, Mulai Nilai Mandiri, Reflektif,
Kolaboratif, Inovatif dan Berpihak pada murid serta berperan dalam mendorong
peningkatan prestasi , bakat dan minat murid, mengajar degan kreatif,
mengembangkan diri secara aktif, mendorong tumbuh kembannya murid secara
holistic dan menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem, sehingga hal
ini akan mewujudkan lingkungan pembelajaran yang merdeka belajar, berpihak pada
murid dengan harapan dapat mengasilkan murid yang memiliki profil pelajar
Pancasila yaitu Murid yang:
1.
Beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa
2.
Mandiri
3.
Bernalar Kritis
4.
Berkebinekaan global
5. Kreatif
6. Bergotong royong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar